6.11.12

[Kajian Post] Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi China

Jaysa Rafi Prana | Trainee Divisi Kajian Kanopi FEUI 2012 | Ilmu Ekonomi 2012



Setelah menikmati pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat selama 5 tahun terakhir, China menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan pada tahun 2012. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2011, menurut data yang dikutip dari world bank, China meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 14.2%; 9.6%; 9.2%; 10.4%; dan 9.3% berturut - turut. Namun, pada tahun 2012 ini, berdasarkan data dari Bloomberg, China hanya mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,6 persen pada quarter kedua. Hal ini merupakan yang cukup perlu diwaspadai mengingat china adalah salah satu negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dan segala sesuatu yang terjadi di China akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi China dapat dijelaskan oleh beberapa faktor.

Faktor pertama adalah lesunya perekonomian Eropa dan Amerika Serikat pada saat ini. Seperti yang kita ketahui bersama, krisis perekonomian di Eropa disebabkan oleh ketidakmampuan bayar utang dari beberapa negara yang tergabung dalam Euro Zone. Sebagai contoh, dari data yang didapatkan dari Bloomberg dan IMF, jumlah utang yang dimiliki oleh pemerintah Yunani adalah sebesar 198% dari GDP, Irlandia 117% dari GDP, dan Italia 120,5% dari GDP. Hal ini berdampak pada pertumbuhan perekonomian eropa yang berada pada level -0.5% di quarter kedua tahun 2012. Keadaan buruk yang terjadi di Eropa membuat permintaan barang dari China menurun karena berkurangnya daya beli masyarakat diakibatkan oleh krisis ekonomi. Terlepas dari factor besarnya utang yang dimiliki oleh negara – negara Eropa, keadaan perekonomian Amerika Serikat yang memakan waktu lama untuk pulih juga menjadi salah satu factor berkurangnya permintaan barang produksi China. Amerika Serikat, tahun 2012 berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2.1%. Meskipun telah beranjak dari pertumbuhan ekonomi yang negative seperti yang terjadi pada tahun 2008 – 2009 dan tingkat pengangguran yang terendah sejak Januari 2011 pada level 7,8% pada bulan September 2012 , warga Amerika Serikat masih memiliki keengganan untuk mengeluarkan uangnya untuk berbelanja. Hal inilah yang menyebabkan penurunan permintaan barang produksi China.

Faktor kedua penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi di China adalah terlalu berkuasanya badan usaha milik negara di China. Seperti yang diberitakan dalam The Economist edisi 6 - 13 Oktober 2012, BUMN di china menguasai sepertiga sampai setengah dari kegiatan perekonomian di Negeri Tirai Bambu tersebut. Bahkan, keuntungan yang diperoleh Sinopec dan China Mobile pada tahun 2009 lebih besar dari pada 500 perusahaan swasta terbesar di China digabung. Ini adalah keadaan yang cukup menghawatirkan mengingat factor swasta juga salah satu factor pendorong perekonomian di suatu negara. Bank besar di China juga dinilai tidak kooperatif terhadap para pelaku bisnis kecil. Bank – bank besar di China lebih berminat memberikan pinjaman kepada perusahaan – perusahaan besar dan enggan memberikan pinjaman terhadap perusahaan kecil. Selain itu, BUMN di China juga mendapatkan berbagai keuntungan - keuntungan yang tidak adil bila dibandingkan dengan perusahaan swasta, seperti kucuran dana pinjaman yang mudah dari pemerintah, potongan pajak, dan subsidi. Bahkan, subsidi yang diberikan terhadap BUMN - BUMN di China mencapai $640 Miliar sejak tahun 2001 - 2009.

Hal – hal tersebut adalah beberapa faktor yang saya angkat sebagai factor - faktor yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di China yang terjadi tahun 2012 ini. Indonesia harus sangat waspada dalam melihat keadaan pasar dunia yang ada pada saat ini mengingat buruknya keadaan perekonomian diberbagai belahan dunia. Salah satu hal yang dapat dilakukan pemerintah dalam menghadapi permasalahan ini adalah difersifikasi barang ekspor dan juga perluasan jaringan negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia.

No comments:

Post a Comment