21.4.10

IESR dan Kanopi FEUI Sukses Menggelar Seminar Perubahan Iklim

Selasa, 20 April 2010 Institute for Essential Services Reforms (IESR) bekerjasama dengan Kajian Ekonomi dan Pembangunan Indonesia (Kanopi) FEUI meyelenggarakan seminar tentang perubahan iklim dengan tema “Climate Change for Young Generation: What Is It All About?”. Acara yang berlangsung dari pukul 09.30 WIB sampai 12.30 WIB ini bertempat di Aula Student Centre, FEUI, Kampus UI Depok.

Acara seminar ini diawali dengan pemutaran film tentang perubahan iklim. Setelah itu, sesi seminar pun dimulai dengan menghadirkan dua orang pembicara, yaitu Dr. Armi Susandi, MT, dari Dewan Nasional Perubahan Iklim yang juga aktif mengajar sebagai dosen di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB dan Tezza Napitupulu, ME, dosen mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan di FEUI.

Kesempatan pertama diberikan kepada Dr. Armi Susandi, MT untuk menyampaikan materi dengan topik “Perubahan Iklim dan Dampaknya”. Ia menjelaskan gambaran umum tentang apa yang dimaksud dengan perubahan iklim atau climate change dan pengaruh konsentrasi gas rumah kaca terhadap peningkatan suhu bumi. Kenaikan konsentrasi gas rumah kaca di bumi lebih banyak yang disebabkan faktor aktivitas manusia. Lebih lanjut, turut juga dijelaskan mengenai dampak-dampak dari perubahan iklim yang berpengaruh ke segala aspek kehidupan manusia. Selain itu, perubahan iklim ini juga menimbulkan dampak bencana meteorologis (seperti siklon tropis, hujan es, kekeringan, tornado, dan sebagainya). Hal ini disebabkan pertumbuhan awan yang menjadi lebih cepat sehingga cuaca menjadi cepat berubah-ubah.

Selanjutnya, seminar dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Tezza Napitupulu, ME dengan topik “Aspek Ekonomi Perubahan Iklim”. Di awal presentasinya, ia kembali mengulang penjelasan mengenai perubahan iklim dan perbedaan pengertian dengan efek rumah kaca dan pemanasan global. Kemudian, dosen dari Departemen Ilmu Ekonomi FEUI ini mengungkapkan adanya biaya kerusakan dan biaya preventif yang ditimbulkan perubahan iklim. Berdasarkan laporan Stern (seorang ilmuwan), 1% dari Gross Domestic Product (GDP) harus dikorbankan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim, jika tidak dampak perubahan iklim akan menelan biaya kerusakan sebesar 20% dari GDP. Bahkan, laporan lain dari ADB menyebutkan bahwa negara-negara Asia Tenggara harus mengorbankan 2,2-5,7% dari GDP mereka untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim tersebut. Dijelaskan pula diagnosis ekonomi terhadap perubahan iklim, peran analisis ekonomi terhadap kebijakan menghadapi perubahan iklim, serta isu-isu adaptasi.

Kemudian, Dwinda Andaninggar Hangonowati, mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi FEUI angkatan 2007, berkesempatan untuk mempresentasikan ajakan kepada generasi muda untuk mulai melakukan aksi nyata mengantisipasi dampak perubahan iklim. Adapun inti pesan yang ingin disampaikan Dwinda adalah ajakan untuk mulai mengecek ecological footprint, memilih aksi yang tepat untuk dilakukan generasi muda, dan mulai melakukan aksi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah semua pembicara mendapatkan kesempatan menyampaikan materi, sesi tanya jawab dibuka dan disambut antusiasme peserta yang ingin bertanya. Sesi tanya jawab ini dibagi menjadi tiga sesi dan bagi peserta yang belum mendapatkan kesempatan bertanya bisa langsung mengirimkan pertanyaan mereka ke situs IESR. Kemudian, acara dilanjutkan presentasi dari IESR tentang profil lembaga tersebut berserta program-program yang sedang dijalankan mereka terkait isu perubahan iklim. Acara ditutup dengan pemberian plakat kepada para pembicara oleh Ketua Umum Kanopi FEUI, Dara Andhika.

No comments:

Post a Comment