31.5.10

Window of Opportunity: Peluang, Tantangan, dan Bagaimana Memanfaatkannya

Bertepatan dengan bulan Mei yang merupakan Bulan Sensus Penduduk Indonesia, topik mengenai window of opportunity mulai hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Window of opportunity adalah keadaan dimana tingkat dependency ratio berada pada titik terendahnya, sedangkan dependency ratio adalah rasio perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (0-15 tahun dan 65+ tahun) dengan jumlah penduduk usia produktif (16-64 tahun). Jadi, dalam keadaan window of opportunity, beban tanggungan penduduk usia produktif terhadap penduduk usia tidak produktif berada pada jumlah terkecilnya.

Window of opportunity akan didapatkan Indonesia pada tahun 2020-2030 dengan asumsi TFR (Total Fertility Rate - rata-rata jumlah anak dari setiap wanita selama hidupnya) Indonesia mencapai 2.01 hingga 1.8 per wanita pada tahun 2020 dan dependency ratio sebesar 44%.1 window of opportunity tersebut? Lalu sebenarnya apa peluang dan tantangan yang Indonesia dapatkan dengan

Dalam window of opportunity, Indonesia akan memiliki jumlah tenaga kerja produktif yang tinggi. Penyebabnya adalah angka kematian yang rendah dan angka kelahiran yang baru mengalami penurunan dari angka yang tinggi. Selain itu, ibu rumah tangga, yang sebelumnya tidak masuk ke dalam angkatan kerja, bisa masuk ke dalam angkatan kerja karena jumah anak yang menurun. Dengan jumlah tenaga kerja yang tinggi dan dependency ratio yang ada pada titik terendah, kesejahteraan masyarakat Indonesia bisa meningkat.

Output Indonesia juga bisa meningkat karena adanya jumlah tenaga kerja produktif yang tinggi. Oleh karena itu, window of opportunity merupakan sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Window of opportunity memberikan jumlah tanggungan terkecil bagi setiap penduduk usia produktif. Selain itu, jumlah anak yang dimiliki setiap keluarga pun berkurang. Dengan begitu, jumlah tabungan masyarakat akan bertambah. Jumlah tabungan yang bertambah bisa digunakan sebagai tambahan investasi sehingga akumulasi modal akan lebih cepat dalam kegiatan-kegiatan ekonomi.

Untuk mendapatkan berbagai peluang window of opportunity di atas, Indonesia menghadapi bermacam tantangan. Tantangan dimulai dari kesadaran masyarakat yang rendah terhadap KB (Keluarga Berencana). Dengan rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai KB termasuk alat kontrasepsi, angka kelahiran sulit untuk diturunkan sehingga dependency ratio pun tidak akan berada pada titik terendahnya.

Sektor pendidikan juga merupakan tantangan yang harus dibenahi oleh Indonesia. Mahalnya biaya pendidikan, belum meratanya fasilitas pendidikan, dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru adalah sebagian masalah pendidikan yang dimiliki Indonesia dan harus bisa segera diatasi untuk mewujudkan window of opportunity. Pendidikan pun tidak hanya difokuskan yang bersifat formal, tetapi juga yang bersifat kejuruan. Dengan begitu, daya saing tenaga kerja Indonesia yang rendah pun juga bisa ditingkatkan.

Selain sektor pendidikan, tantangan berikutnya adalah sektor kesehatan. Indonesia harus memperbaiki pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga angka kematian rendah dan tenaga kerja bisa lebih produktif dalam bekerja. Lebih lanjut lagi, buruknya sarana infrastruktur dan buruknya sistem birokrasi di Indonesia juga menjadi tantangan dalam mewujudkan window of opportunity.

Selain berbagai tantangan dalam mewujudkannya, Indonesia juga akan mendapatkan tantangan apabila window of opportunity tersebut bisa terwujud. Indonesia harus mengakomodasi tingginya jumlah tenaga kerja yang ada dengan jumlah lapangan kerja yang memadai. Apabila hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh Indonesia, pengangguran akan meningkat. Ditambah lagi dengan pemberlakuan free movement of labor ACFTA tahun 2015, tenaga kerja Indonesia setidaknya harus menyamai kapabilitas dan skill dari tenaga kerja asing lainnya. Jika tenaga kerja Indonesia tidak bisa kompetitif, pengangguran Indonesia pun akan semakin bertambah. Angka pengangguran yang tinggi akan berdampak bukan hanya dalam bidang ekonomi, melainkan juga dalam bidang sosial, seperti angka kriminalitas yang tinggi.

Window of opportunity hanya datang satu kali pada setiap negara. Oleh karena itu, hal tersebut harus bisa dimanfaatkan baik oleh Indonesia. Berbagai usaha bisa dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada, diantaranya dengan menggalakkan kembali program KB (Keluarga Berencana) kepada setiap keluarga. Dengan otonomi daerah yang ada seperti sekarang, program KB menjadi kurang digalakkan oleh setiap pimpinan daerah. Bertepatan dengan sensus penduduk pada Bulan Mei ini, pemerintah sebenarnya bisa juga menyelipkan program sosialisasi program KB pada setiap keluarga yang didatangi.

Membangun industri yang padat karya juga bisa dilakukan sebagai usaha mamanfaatkan window of opportunity. Contohnya adalah industri kreatif, pariwisata, agrikultur, dan manufaktur. Selain itu, perlunya perbaikan (reformasi) dalam sistem birokrasi Indonesia sehingga izin pendirian usaha tidak lagi dipersulit. Perbaikan sarana infrastruktur juga salah satu hal yang harus dilakukan untuk mendukung dam mempermudah kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat. Selain itu, perlu adanya optimalisasi tenaga kerja yang memiliki jiwa wirausaha dengan tidak dipersulitnya proses pemberian modal usaha. Dengan begitu, mereka bisa menciptakan usaha yang menyerap tenaga kerja.

Sektor-sektor lain yang harus dibenahi oleh Indonesia adalah kesehatan dan pendidikan. Pendirian Posyandu untuk menekan angka kematian bayi, pendirian Puskesmas untuk pemerataan pelayanan kesehatan, asuransi kesehatan kepada masyarakat, dan pengaplikasian teknologi dalam bidang kesehatan adalah beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan datangnya window of opportunity. Dalam sektor pendidikan, perbaikan diperlukan baik dari sisi biaya, kualitas, dan pemerataan. Pembenahan dalam sektor pendidikan akan mendorong daya saing tenaga kerja Indonesia menjadi lebih kompetitif.

Perlu ditekankan bahwa window of opportunity hanya akan datang sekali dan tidak akan terulang pada setiap negara. Kisah sukses telah ditorehkan China dalam memanfaatkan window of opportunity-nya dimana China menjadi salah satu negara berpengaruh terhadap dunia. Dengan berbagai peluang besar yang bisa didapatkan, Indonesia harus bisa menghadapi tantangan-tantangan window of opportunity melalui bermacam usaha di atas. Teramat disayangkan apabila kesempatan emas ini tidak diacuhkan oleh Indonesia.

(Tulisan ini merupakan output Monthly Economic Discussion (MEcD) Kanopi FEUI yang disusun oleh Biro Internal Kanopi FEUI 2010)

No comments:

Post a Comment