Rachmat Reksa Samudra
| Staf Divisi Kajian Kanopi FEUI 2012 | Ilmu Ekonomi 2011
Saat memasuki bangku kuliah, kebanyakan orang - orang mulai berpikir untuk mencari jodoh, bukan pacar. Banyak yang menganggap hubungan yang dibangun di bangku kuliah merupakan bersifat long-term dan sudah mulai ada tanggung jawab untuk melanggengkan hubungan. Namun, ada juga yang tidak terlalu memikirkan hal - hal seperti itu, karena mereka yakin kalau jodoh sesungguhnya ada di tangan Tuhan dan nantinya jodoh itu akan datang sendiri.
Saya mempunyai opini sendiri mengenai hal ini.
Menurut saya, kita tidak bisa tinggal diam hanya menunggu ‘’pertolongan dari Tuhan’’
untuk mendapatkan jodoh. Kita juga harus aktif mencari keberadaan jodoh kita.
Saya ingin memberi sedikit gambaran mengenai situasi supply - demand dalam mencari pasangan /pacar/jodoh
di kehidupan sehari-hari. Saya menggambarkan situasi ini dalam Market of Who Needs Whom.
Market of
Who Needs Whow
Sadar atau tidak sadar,
laki-laki maupun perempuan sudah punya tipikal market yang
berbeda sejak memasuki suatu lingkungan yang baru ;saya mengambil lingkungan perkuliahan sebagai contoh. Pertama-tama,
mari kita lihat dahulu dari sisi perempuan.
Dalam fig 1.1,
saya mencoba mengilustrasikan market span dari perempuan dengan garis vertical
merupakan public interest—peminatan akan perempuan untuk dijadikan sebagai pasangan—dan
di garis horizontal sebagai tahun perempuan tersebut tinggal di
suatu lingkungan sehari - harinya—kampus. Sadar atau sadar, bagi mereka yang
sudah lebih masuk dahulu sebagai mahasiswa di suatu kampus,
suka memandang mahasiswa baru sebagai objek untuk mencari pasangan, terutama mahasiswa laki - laki
senior yang masih jomblo mencari mahasiswa baru perempuan.
Dapat dilihat dalam Fig 1.1,
puncak permintaan dan peminatan perempuan untuk dijadikan sebagai pasangan ketika dia baru saja masuk kelingkungan
yang baru—sebagai mahasiswi baru. Banyak anggapan bahwa situa mendeketai simuda mempunyai
chance yang cukup tinggi diterima sebagai pasangannya. Asumsi inilah yang menyebabkan
Market Span of Girl Curve mempunyai downward sloping. Sebaliknya,
ketika si perempuan sudah memasuki tingkat atas,
ada kecendurangan keberadaan mereka tidak begitu lagi diminati oleh laki - laki untuk dijadikan pasangan
yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
adalah mungkin karena perempuan tersebut terlalu sulit diraih, mempunyai standar yang
tinggi, atau memang mempunyai prinsip yang teguh untuk tidak membangun sebuah hubungan.
Lalu bagaimana mahasiswa laki - laki ? Kita
dapat mengilustrasikannya dengan Fig 1.2, yaitu Market Span of Boy. Cukup unik mengetahui bahwa public
interest—mahasiswi perempuan—terhadap mahasiswa laki-laki mempunyai suatu
culmination point. Awalnya, public interest terhadap laki-laki increasing
returns sampai dengan titik tertentu, yaitu tB, lalu mengalami
diminishing returns setelah melewati titik tB. Hal
ini terjadi karena ketika mahasiswa laki-laki baru memasuki lingkungan yang baru,
mereka masih belum mempunyai bargaining power yang tinggi untuk dapat memikat perempuan,
dan market supply
mereka hanya terbatas hanya dalam satu angkatan saja. Namun seiring berjalannya waktu
(yang ditandai oleh Phase),
mahasiswa laki-laki mempunyai lebih banyak bargaining power, sehingga market span
dan public interest terhadap laki-laki tersebut terus naik.
Laki-laki dapat dengan mudah tebar pesona terhadap mahasiswi baru dan ini
yang menyebabkan kurvanya mempunyai upward sloping.
Lalu, kapan mengalami downward
sloping? Jawabannya: ketika mahasiswa tersebut mendekati tingkat akhir kuliah. Saat tersebut adalah saat-saat
di mana si laki-laki sudah tidak terlalu memikirkan market
diri sendiri dan lebih fokus terhadap tugas akhir dan skripsinya. Namun hal yang
buruk terjadi apabila si laki-laki ini tidak berhasil menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Bargaining
power di hadapan perempuan sudah menurun. Itulah yang menjelaskan mengapa kurva market
span of boy bersifat initially increasing
returns lalu eventually diminishing
returns.
Lalu pertanyaan besar muncul di
benak kita semua:
When is the right time find our mate?
#loveconomics serial
No comments:
Post a Comment