20.5.11

Seminar Konversi Energi: Belajar dari Kesuksesan Program Konversi Minyak Tanah ke LPG, Demi Suksesnya Program Pembatasan BBM Bersubsidi.



"Tidak hanya Indonesia yang mengalami masalah energi, namun hampir semua negara mengalami masalah krisis energi. Karena energi menopang hampir seluruh kegiatan ekonomi, energi sangat penting peranannya dalam pembangunan suatu negara."

Kalimat di atas merupakan kutipan dari Bapak Dekan Firmanzah selaku keynote speech dalam acara Seminar “From LPG Conversion Programme to Subsidized Fuel Reducing Programme” yang dilaksanakan di Auditorium FEUI pada hari Selasa, 5 April 2011. Seminar tersebut merupakan kerjasama antara Kanopi FEUI dengan PT Alenia Alenia Cipta Kreatif. Beliau juga menegaskan bahwa sebagai net-importer minyak dunia, Indonesia terkendala dengan anggaran dan ketidaksiapan masyarakat atas energi alternatif.

Pembicara yang hadir dalam seminar konversi energi ini meliputi Mantan Wakil Presiden RI 2004-2009 H. M. Jusuf Kalla, Staff Ahli Kementerian Pertahanan Rahmat Sudibyo, Dirut Pertamina 2006 - 2009 Ari Soemarno, Direktur Hilir Migas Saryono Hadi Widjoyo, Vice President Corporate Communication Pertamina Basuki Trikora, Husna Zahir (selaku perwakilan dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), serta Anggota Komisi VII DPR/MPR RI Satya W Yudha.

Para pembicara mengulas wacana Pemerintah Indonesia untuk membatasi penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi lantaran semakin tingginya nilai subsidi BBM yang harus ditanggung pemerintah dari tahun ke tahun. Rencana ini jelas merupakan keputusan yang sangat tidak populer, namun sangat masuk akal bila Indonesia ingin melakukan penghematan subsidi, sekaligus mengembangkan ketahanan energi. Bulan Aprill 2011 dijadikan tonggak dimulainya program tersebut Hanya saja, hingga saat ini pemerintah terkesan belum menyiapkan cara dan sumber daya yang bisa diandalkan untuk menjalankan program pembatasan BBM bersubsidi, tanpa menimbulkan masalah baru. Padahal, bila program ini bisa berjalan maka pemerintah dapat menghemat pengeluaran subsidinya, kemudian dari penghematan tersebut dapat digunakan untuk membangun infrastruktur jalan dan jembatan, sekolah, rumah sakit, perumahan untuk rakyat jelata yang amat membutuhkannya dari ujung Sumatera hingga Papua.

Seminar dihadiri oleh 264 peserta yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Parahyangan, Institut Pertanian Bogor, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, STT PLN, serta masyarakat umum. Selain itu, pihak pers juga cukup memenuhi tempat acara, terkait dengan daya tarik dari pembicara-pembicara yang hadir.

Materi narasumber bisa didownload disini

No comments:

Post a Comment