31.8.12

[Kajian Post] Siapakah Kelas Menengah di Indonesia?

Oleh: Wildan Noor Ramadhan | Staff Divisi Kajian Kanopi 2012 | Ilmu Ekonomi 2010

Dewasa ini, perekonomian Indonesia cukup stabil ditengah krisis global yang terus berjalan. Keberhasilan tersebut terlihat dari berbagai indikator makroekonomi yang semakin membaik dan inflasi yang terkontrol dari waktu ke waktu. Selain itu Indonesia dikatakan beberapa pengamat telah berhasil melewati dua krisis ekonomi yang hebat beberapa tahun kebelakang. Diluar itu, diantara banyak keberhasilan, fenonema yang paling menarik adalah pertumbuhan kelas menengah dalam perekonomian Indonesia, yang disebut-sebut merupakan kunci Indonesia berhasil menghadapi krisis dewasa ini.

Dalam Survei Bank Indonesia (BI) tentang Neraca Rumah Tangga menunjukkan, kalangan menengah ke bawah lebih berpotensi untuk menjadi kelas menengah. Ini menunjukkan betapa kuatnya sektor rumah tangga dalam menopang perekonomian. Terlebih, Bank Dunia memproyeksikan, pertumbuhan kelas menengah Indonesia berpotensi berkembang jika pendapatan per kapita dipercepat dan dipertahankan dengan asumsi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil 7,5% per tahun.

Berdasarkan data Bank Dunia, pada 2003 jumlah kelas menengah di Indonesia hanya mencapai angka 37,7% dari populasi.Kini jumlah kelas menengah di Indonesia sudah mencapai 56,5% dari 237 juta populasi Indonesia. Artinya, sekitar 134 juta masyarakat kini masuk kategori kelas menengah. Karena itu, Bank Dunia memprediksi kelas menengah akan memberikan kontribusi besar.


Siapakah kelas Menengah di Indonesia?

Melihat kelas menengah Indonesia yang kian meningkat, membawa perubahan besar karena mereka akan lebih banyak mengonsumsi dan memiliki pekerjaan yang lebih baik, membutuhkan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi, dan pendidikan dengan tingkat yang lebih tinggi pula. Oleh karena itu, berdasarkan jumlah pengeluaran, Bank Dunia mendefinisikan kelas menengah adalah mereka dengan pengeluaran harian per kapita antara USD2 hingga USD20. Namun, kelas menengah Indonesia masih didominasi kelas menengah rendah, yaitu mereka yang pengeluaran harian per kapita sebesar USD2–4.

Berdasarkan analisis McKinsey Global Institute, kelas menengah Indonesia umumnya berprofesi sebagai profesional dalam sektor perbankan, rekayasa rancang bangun, akuntansi, dan lainnya, yang kemampuan mereka sangat dibutuhkan untuk menggerakkan perekonomian, tahun ini lebih kurang dari 60% penduduk Indonesia akan mempunyai pendapatan lebih dari USD3.000 per tahun. Hal ini didukung oleh fakta bahwa konsumerisme meningkat dari tahun ke tahun, masyarakat cenderung konsumtif dalam berbagai bidang kehidupan. Contoh dalam satu sisi saja, silahkan anda datang ke pusat perbelanjaan dan lihatlah apa yang terjadi. Ya, pertumbuhan kelas menengah ini berdampak signifikan bagi perekonomian. Dari bergairahnya pasar industri, naiknya daya beli, lalu timbulnya inovasi

Selain profesi sektor perbankan, rancang bangun, dan akuntansi. Penulis mempunyai hipotesis bahwa kenaikan kelas menengah Indonesia ini didukung kuat oleh naiknya tunjangan bagi PNS khususnya guru dengan sertifikasinya. Faktanya, pemerintah pusat melalui Dirjen Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan mengucurkan dana tunjangan sertifikasi guru PNS tahun ini Rp143.207.887.000. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp86.590.631.440. Tahun lalu jumlah guru PNS bersertifikat profesi mencapai 2.600 orang. Menurut faham penulis, jika kita hitung dengan matematis simpel, sebelum adanya sertifikasi, asumsikan rata-rata gaji pns guru 3juta, sehingga satu tahun diperkirakan mendapat 36juta. Jelas bahwa ini lebih dari USD3000 per tahun dan sudah bisa dianggap kelas menengah. Setelah adanya sertifikasi, menurut faham penulis, rata-rata gaji guru sekarang 5juta dan satu tahun diperkirakan mendapat 60juta. Sungguh angka yang fantastis memang kesejahteraan guru dewasa ini dengan adanya sertifikasi. Dengan banyaknya jumlah guru bersertikasi di Indonesia, inilah yang melatarbelakangi hipotesis penulis bahwa kesejahteraan guru yang meningkat menjadi salah satu faktor naiknya kelas menengah di Indonesia. Terlepas dari banyaknya diskusi mengenai peluang dan tantangan dari fenomena kelas menengah ini, memang diperlukan penelitian komprehensif lebih lanjut untuk membuktikan hipotesis bahwa sertifikasi PNS salah satu faktor pendukung naiknya kelas menengan di Indonesia.

1 comment:

  1. Mr.Curious2/4/13 22:45

    Saya ingin sekedar mengetahui kalau GDP Per Capita Riil Indonesia yang USD 3000 adalah 1/14 dari yang GDP Per Capita Riil AS,jika disandingkan dengan purchasing power parity apakah rasionya akan faorly better ?

    ReplyDelete