16.11.12

[Kajian Post] Sebuah Tinjauan terhadap Konsumen

Oleh: Dwinia Emil | Trainee Divisi Kajian Kanopi 2012 | Ilmu Ekonomi 2012


Kajian Post minggu ini saya buat sembari mengenal instrumen baru (baru bagi saya) yang digunakan oleh badan-badan statistik di Indonesia, yakni Indeks Tendensi Konsumen. Secara umum, ITK digunakan sebagai indikator perkembangan ekonomi di tanah air. Pengambilan sampel dilaksanakan per triwulan, dengan jumlah sampel kurang lebih 1000 rumah tangga berpenghasilan keatas. Dengan memanfaatkan ITK, dapat diketahui kondisi ekonomi konsumen yang pada umumnya dipengaruhi oleh pendapatan, inflasi, dan berubahnya pola konsumsi. Mari kita simak kondisi ekonomi konsumen di DKI Jakarta dengan menggunakan ITK.


Berdasarkan data yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS), kondisi ekonomi konsumen di provinsi DKI Jakarta meningkat pada triwulan ketiga di tahun 2012 ini dengan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) mencapai 114,72. Indeks tersebut lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (nilai ITK April-Juni 2012 sebesar 111,48). Kondisi ini didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga, rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan, serta peningkatan pada tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan non makanan.1 Ketiga aspek tersebut merupakan variabel pembentuk ITK; variabel penunjuk situasi ekonomi yang cenderung membaik di ibukota.

Melalui laporan terpisah, BPS menyampaikan Posisi ITK provinsi DKI Jakarta berada di urutan ke tiga pada grafik ITK Triwulan III-2012 Tingkat Nasional dan Provinsi, di bawah provinsi Kalimantan Timur dan Bali. Posisi ITK DKI Jakarta sebesar 114,72 tersebut berada di atas ITK Nasional yang relatif tipikal rerata (nilai ITK sebesar 111,12). Selain itu, sebanyak 17 provinsi lain di tanah air juga berada di atas ITK Nasional. Hal ini mencerminkan perbaikan ekonomi konsumen yang cukup merata dengan rincian sebagai berikut: nilai tertinggi dicapai Kalimantan Timur (nilai ITK sebesar 115,23) dan nilai terendah dialami Nusa Tenggara Timur (nilai ITK 107,11). Perlu diketahui bahwa ke 33 provinsi di Indonesia semuanya mengalami kenaikan ITK, sekalipun provinsi dengan nilai ITK rendah. Sehingga merupakan hal yang menggembirakan untuk dapat mengatakan bahwa kualitas ekonomi konsumen secara general telah meningkat.

Selain itu, nilai ITK juga mampu memperkirakan kondisi ekonomi konsumen di triwulan berikutnya. Selanjutnya, nilai ITK provinsi DKI Jakarta di triwulan IV-2012 diproyeksikan turun ke nilai 112,69. Hal ini tetap merupakan angka yang bagus jika dinilai secara nasional, sehingga adanya perbaikan kondisi ekonomi konsumen masih diperhitungkan. Ada pun provinsi Bali (nilai ITK sebesar 114,85) diperkirakan memiliki nilai ITK tertinggi di tingkat nasional pada periode tersebut, disusul Maluku (nilai ITK 112,75). Kondisi ekonomi konsumen di DKI Jakarta di triwulan ke-empat dikatakan akan baik dengan nilai ITK yang relatif stabil dari periode sebelumnya.

Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen di DKI Jakarta tersebut di dorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga di masa mendatang dan rencana pembelian barang tahan lama seperti TV, kendaraan bermotor, telepon seluler, komputer, dan lain-lain, seperti dilansir www.investordaily.com.

No comments:

Post a Comment