21.4.12

[Kajian Post] How to Grow Sustainably?

Fridayanti Putri Nababan | Wakil Kepala Divisi Kajian Kanopi 2012 | Ilmu Ekonomi 2010

Saya sangat tertarik dengan salah satu topik kuliah yang saya pelajari baru-baru ini di matakuliah MacroEconomics 1, yaitu tentang economic growth. Saya penasaran tentang faktor apakah yang paling efektif membuat suatu negara mengalami pertumbuhan yang sustainable? Mengapa Zimbabwe sempat dianggap sebagai salah satu negara yang gagal (Why Nations Fail- Daron &Robinson)? Saat ini Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik, faktor apakah yang harus dimiliki oleh Indonesia untuk dapat tetap tumbuh dengan baik di masa mendatang selain dari hal-hal yang sering kita dengar, seperti perbaikan infrastruktur dan perbaikan birokrasi dan budaya korupsi?


Berangkat dari fungsi produksi sederhana :

Y = At Ktβ Lt1-β

Dimana,
At=Technology/ Inovation at time t
Kt= Capital at time t
Lt= Labor at time t
Yt= Output

“According to Solow Growth Model only technological progress can explain sustained growth and persistently rising living standard “ –Gregory Mankiw


 Sesuai dengan Solow Growth Assumption diatas, mari kita terlebih dahulu fokus hanya . kepada dua variable di persamaan diatas, yaitu, At (Inovation/ Technology) dan Kt (Physical Unit). Seperti dapat kita lihat di persamaan di atas. peningkatan kedua variable tersebut akan men-drive pertumbuhan output, yang juga mencerminkan pendapatan negara, artinya dengan menggunakan fungsi diatas,  untuk tetap tumbuh dengan baik, negara perlu fokus terhadap kedua variable ini. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah dengan  dua variable tersebut untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan di masa mendatang?

 Hal pertama yang penting yang perlu dilakukan pemerintah adalah melakukan perlindungan terhadap kepemilikan capital dan inovation melalui penegakan property rights sehingga investors merasa hak-haknya atas kepemilikan capital dan inovasi akan terjaga dengan baik dan mereka akan memiliki insentif untuk terus melakukan inovasi untuk berproduksi secara lebih efisien dan pertumbuhan output akan terus bertumbuh secara positif.

Hal kedua yang penting adalah pemerintah suatu negara tidak boleh dikuasai oleh suatu partai atau penguasa politik tertentu karena partai politik tersebut tentu saja akan cenderung bekerja terlebih dahulu untuk kepentingannya sendiri, penguasaan atas resources tertentu oleh pihak-pihak tersebut  akan membuat para investors terdisinsentif untuk melakukan inovasi dan investasi capital karena resiko yang tinggi. Ini adalah salah satu alasan mengapa Zimbabwe merupakan negara yang sempat dituduh relative lebih gagal dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Annual GDP of Zimbabwe - World Bank
   
Lalu, berdasarkan fungsi diatas, dengan peningkatan inovasi dan investasi di kapital demi efisiensi produksi  akan naturally membuat permintaan terhadap labor berkurang . Apakah ini menjadi masalah lain yang akan mengancam growth ?

Stimulasi sustainable growth paling optimal dilakukan melalui creative destruction.  Faktor pendorong pertumbuhan  melalui Creative  destruction adalah pengusaha dengan ide-ide baru yang menghasilkan produk-produk  baru  sebagai pengganti dari produk-produk lama (Schumpeter). Dewasa ini, fenomena ini sudah mulai sering kita lihat, misalnya, biasanya seluruh koran disajikan dalam bentuk hard copy,  pencetakan serta pendistribusiannya membutuhkan banyak karyawan.  Namun sekarang, sudah banyak koran yang sudah bisa diakses melalui internet dan tidak memerlukan karyawan untuk mendistribusikan koran tersebut, namun membutuhkan orang-orang yang memiliki ide-ide cemerlang dalam inovasi website dan inovasi metode pembayarannya yang bertujuan untuk mempermudah konsumen dan mengurangi biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk mendistribusikan koran tersebut.

Dalam jangka pendek, inovasi teknologi tentu saja membuat unemployment menjadi sangat tinggi karena ketidaksiapan masyarakat atas perubahan pola ini dan tentu saja akan costly. Namun dalam jangka panjang, cost dari peningkatan penggunaan capital dan iklim yang mendukung untuk melakukan inovasi, yaitu unemployment, akan menjadi tidak terlalu signifikan dibandingkan benefit yang diperoleh dari pertumbuhan output / income karena seiring berjalannya waktu,  masyarakat akan naturally memiliki insentif untuk bersaing menghasilkan ide-ide luar biasa tentang bagaimana memproduksi secara efisien dan low cost  dan tentu saja hal ini akan terus mendorong pertumbuhan output sustainably  karena memiliki human capital yang memiliki daya jual tinggi atas kreatiitasnya akan terus mendorong adanya terciptanya inovasi.

Indonesia dengan jumlah populasi sangat besar dan pertumbuhan yang cukup baik saat ini harus mempertimbangkan hal tersebut untuk terus bertumbuh semakin cemerlang di masa mendatang dengan mulai melakukan investasi di education dan penciptaan iklim yang mendukung bagi inovasi- inovasi, seperti penegakan property right. Dengan cara itu dan, tentu saja, dengan memperbaiki masalah-masalah di birokrasi dan masalah lainnya akan mengantar Indonesia penggenapan prediksi-prediksi banyak ekonom tentang Indonesia akan termasuk didalam 5 negara terbesar di dunia.

Menurut penulis, pendekatan fungsi produksi sederhana dan asumsi Solow Growth Model ternyata bisa membantu analisis tentang pertumbuhan negara di dunia nyata. Penulis menyambut kritik ataupun saran atas pemikiran ini, karena sesungguhnya ini hanya pengembangan sederhana dari model produksi sederhana yang mungkin mengandung beberapa kelemahan.


No comments:

Post a Comment