14.10.12

[Kajian Post] Persamaan dalam Oposisi (Kapitalis dan Sosialis)

Oleh: M.Emilio Valeri | Trainee Divisi Kajian Kanopi 2012 | Ilmu Ekonomi 2012


Kapitalisme sangat mementingkan keuntungan di antara apapun, namun apakah ini sebenarnya menguntungkan? Untuk menjawab lebih dalam kita harus menelusuri lebih jauh apa yang dimaksud dengan kegiatan efesiensi kapitalisme.

Kita dalam mempelajari ekonomi sangat sering ditemukan terhadap berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan itu lah yang akhirnya menjadi tujuan kapitalisme. Apa salah satu cara kapitalis dapat mengambil keuntungan setinggi mungkin? Yaitu dengan kegiatan efisiensi yang dapat mengurangi total cost sehingga kapitalis dapat mempunyai keuntungan yang tinggi. Namun kegiatan efisiensi ini dapat dilihat melalui beberapa sudut, tetapi butiran yang saya akan bahas saat ini adalah melalui upah tenaga kerja.

Seorang kapitalis akan dengan beraninya meminimalisir upah tenaga kerja agar total cost dapat menjadi sekecil mungkin. Dalam melakukan hal ini seorang kapitalis mungkin tidak memberikan timbal balik yang setara dengan jerih payah yang tenaga kerja sudah berikan.[1] Padahal kegiatan distribusi kekayaan salah satunya yang paling berperan adalah melalui para pemegang modal atau sering disebut para kapitalis. Namun karena kegiatan efisiensinya yang sangat diutamakan seorang kapitalis dapat dengan mudah tidak mendistribusi kekayaan seperti yang seharusnya. Dengan upah tenaga kerja yang telah didorongnya seminimal mungkin ini, seorang kapitalis tanpa menyadari mengakibatkan daya beli tenaga kerjanya menjadi mengecil. Namun bayangkan apabila hampir seluruh kapitalis meminimalkan upah tenaga kerja. Kapitalis tanpa disadari juga sebenarnya meminimalkan daya beli masyarakat yang hampir seluruhnya terdiri dari tenaga kerja. Seorang kapitalis sangat bergantung pada daya beli masyarakat agar dia dapat mempunyai keuntungan yang tinggi. Dengan daya beli masyarakat yang tinggi seorang kapitalis dapat mempunyai pendapatan yang tinggi. Namun karena peminimalisir upah tenaga kerja yang mengakibatkan berkurangnya daya beli masyarakat, seorang kapitalis tanpa menyadari mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang sangat bergantung dengan daya beli masyarakat luas. Awalnya kegiatan yang bertujuan memaksimalkan pendapatan mengakibatkan pengurangan pendapatan. Dari titik ini dapat dibilang seharusnya seorang kapitalis yang bertindak rasional dalam memaksimalkan keuntungan, juga harus mementingkan distribusi kekayaan. Karena dengan distribusi kekayaan yang setara ke seluruh lapisan masyarakat , daya beli masyarakat dapat meningkat sehingga seorang kapitalis dapat mempunyai pendapatan yang tinggi juga berdasarkan daya beli masyarakat tersebut

Dapat dibilang di titik ini seorang kapitalis mau tak mau tidak bisa melepaskan dirinya dari kegiatan kegiatan sosial, yaitu melakukan distribusi kekayaan. Seorang kapitalis yang menginginkan keuntungan yang tinggi mau tak mau harus mementingkan distribusi kekayaan yang bersifat sosial. Dapat dibilang seorang kapitalis dan sosialis mempunyai tujuan yang sama bila diliat dari kegiatan yang seharusnya mereka lakukan. Yaitu mementingkan kesejahteraan sosial.

Namun bagaimana dengan seorang sosialis. Sosialis mempunyai keinginan yang tinggi dalam menjaga kesejahteraan sosial dan bahkan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Namun kesejahteraan sosial itu sendiri mempunyai korelasi positif dengan kekayaan. Agar mampu mempunyai kesejahteraan sosial yang tinggi seorang sosialis mau tak mau harus mempunyai kemampuan untuk melakukan kegiataan yang dapat meningkatkan kekayaan. Dari butir ini seorang sosialis harus melakukan hal yang sama seperti para kapitalis. Karena dengan tidak mampunya seorang sosialis meningkatkan kekayaan, hal ini berujung kepada kesejahteraan yang tidak meningkat pula.

Seorang kapitalis dalam meningkatkan keuntungan mau tak mau harus mementingkan distribusi kekayaan yang bersifat sosial. Begitu juga dengan seorang sosialis yang ingin meningkatkan kesejahteraan sosial harus memiliki kemampuan untuk memperoleh kekayaan yang berkorelasi positif dengan kesejahteraan sosial. Dalam kegiatan yang terlihat saling bertentangan, pada akhirnya keduanya bertemu di titik yang sama.


[1] Untuk penjelasan lebih lengkap tentang pokok pemasalahan ini , lihat tulisan saya yang berjudul Timbal Balik Dunia Ekonomi (2012)

No comments:

Post a Comment